Kepentingan yang
berasal dari keserakahan membuat manusia kehilangan akal sehatnya. Persaudaraan,
pertemanan menjadi tidak bernilai dan dibunuh untuk mewujudkan keinginannya.
Maka dia pun berdiri dan menari di atas penderitaan orang lain. Anehnya, di
zaman kenen alias zaman kini, manusia seperti ini dijulang beramai-ramai oleh
manusia lainnya. Manusia kenen tidak melihat asal-usul kesuksesan yang diraih
seseorang, tetapi manusia kenen lebih mementingkan apa yang mereka dapat dari
kesuksesan orang tersebut. Kehidupan ini sebenarnya tidak kejam, manusialah
yang menciptakan ianya menjadi kejam.
Atah Roy tidak
menyangka bahwa Muslim Bokang sanggup melakukan hal yang tidak terpuji; mengkhianati
Dollah Sulah, dan berpihak kepada Jamal Cacing. Padahal Jamal Cacing selama ini
selalu menyusahkan Muslim Bokang. Waktu getah alias ojol Sahak Sumbing hilang,
Jamal Cacing menuduh Muslim Bokang yang mencurinya. Padahal getah itu dicuri
oleh Jamal Cacing, setelah dijual separuh dan separuhnya lagi diletakkan di
belakang rumah Muslim Bokang. Akhirnya Muslim Bokang harus mempertanggung
jawabkan apa yang tidak dikerjakannya. Dollah Sulahlah yang menyelamatkan
Muslim Bokang dengan mengajak damai Sahak Sumbing. Sahak Sumbing setuju,
asalkan separuh getahnya yang sudah dijual, diganti. Dollah Sulah menyanggupi
mengganti getah yang sudah terjual itu, sehingga Muslim Bokang selamat dari
hukuman.
Peristiwa itu
belumlah lama berlangsung, dan semenjak peristiwa itu, hubungan Muslim Bokang
dengan Dollah Sulah semakin akrab. Mereka saling mengisi. Mereka satu kekuatan
dengan dua pikiran dan dua perasaan. Atas usulan Muslim Bokanglah akhirnya
Dollah Sulah maju untuk ikut pencalonan Ketua RW. Di sinilah puncanya, Muslim Bokang
mengkhianati Dollah Sullah dan berpihak kepada Jamal Cacing. Pengkhianatan
Muslim Bokang disebabkan Jamal Cacing menjanjikan akan memberi hak penuh kepada
Muslim Bokang mengelola kedai milik koperasi di bawah kekuasaan Ketua RW.
Dari mulut
Muslim Bokanglah segala keburukan dan strategi Dollah Sulah diketahui oleh
Jamal Cacing. Laporan Muslim Bokang ini menjadi kekuatan Jamal Cacing
melumpuhkan Dollah Sulah. Akhirnya fitnah tersebar ke warga dan nama baik
Dollah Sulah pun tercemar, warga pun mengalihkan suara mereka kepada Jamal
Cacing.
“Tah, ngape
termenung macam ayam berak kapur aje Atah ni?” tanya Leman Lengkung melihat
Atah Roy duduk termenung di kursi tamu rumah mereka.
“Aku memikirkan
kekalahan Dollah Sulah,” jawab Atah Roy sambil menarik nafas panjang.
“Ape hendak
dipikirkan Tah, dah 6 bulan pemilihan itu. Kite harus terime dengan lapang dade
sajelah pilihan warga,” jelas Leman Lengkung agak arif.
“Menggunting
dalam lipatan itu paling bahaye,” ujar Atah Roy dengan nada kesal.
“Sudahlah Tah,
semuenye sudah terjadi,” tambah Leman Lengkung.
“Tak semudah
itu, Man. Kalau kawasan ini dibangun dengan pengkhianatan, maka selanjutnya
pengkhianatan-pengkhianatan merajalela di kawasan kite ini,” ujar Atah Roy.
“Memang perlu
pengkhianatan Tah, kalau tidak kekuasaan yang zalim akan tetap berkuase,” Leman
Lengkung mencoba menenangkan Atah Roy.
“Suai betul aku
dengan cakap dikau tu, Man. Tapi ingat Man, kata pengkhianatan itu tak memandang
tempat, yang sering mendapat padahnye dari pengkhianatan itu adalah kekuasan
yang baik, kalau ingin menjatuhkan kekuasaan zalim, itu bukan pengkhianatan
namenye. Seperti Hang Jebat, die tidak berkhianat kepade Sultan, tapi sultanlah
yang berkhianat pade Hang Tuah,” ujal Atah Roy panjang lebar.
“Macam gitu
pulak ye, Tah?” Leman Lengkung penasaran.
“Memang macam
tu,” jawan Atah Roy singkat.
“Sudahlah Tah,
sekarang ni mari kite berpikir tentang diri kite sajelah,” tutur Leman Lengkung
selambe.
Mendengar ucapan
Leman Lengkung, mata Atah Roy terpendel alias terbelalak menenguk Leman
Lengkung. Leman Lengkung jadi serba salah dengan tatapan mata Atah Roy.
“Kalau mate Atah
dah macam gini, ini yang tak sedap ni,” kata Leman Lengkung gelisah.
“Kalau dikau
bercakap tu Man, pakai otak, jangan pakai lutot. Kalau dikau bercakap pakai
lutot, memang terlungkop auop kampung kite ni!” Atah Roy mulai emosi.
“Ngape pulak
macam tu, Tah?” Leman Lengkung makin salah tingkah.
“Ingat ye Man,
Allah menciptakan manusie itu berkelompok, dan kewajiban kite untuk memikirkan
kelompok. Kalau kite hanye berpikir untuk diri sendiri, tak diciptakan manusie
ini banyak de, cukup kite berdue aje. Dikau menguasai benua eropa, amerika, aku
menguasai benua asia dan afrika, selesai ceritenye Man. Inikan tidak, kite
diciptakan di tengah-tengah masyarakat kampung kite ni, dan kite wajib memikirkan
kampung kite ni!” Atah Roy semakin geram.
“Kalau macam tu
Tah, saye tahu juge.”
“Kalau dikau
tahu, ngape dikau berpikiran hanye untuk diri sendiri?” nada Atah Roy semakin
meninggi.
“Macam mane kite
nak memikirkan orang lain Tah, diri kite sendiri saje terlantar tak tentu arah.
Seharusnye kite memikirkan diri kite terlebih dahulu, baru kite memikirkan
orang lain,” Leman Lengkung tidak mau kalah.
“Suai aku dengan
pendapat dikau tu, Man,” Atah Roy kehilangan argumentasi.
“Kalau Atah suai
dengan pendapat saye, macam mane kalau kite meminjam duit di koperasi yang
dikelola Muslim Bokang. Musim hujan ni
Tah, kite tak dapat noreh getah,” usul Leman Lengkung.
“Biolah aku tak
makan seminggu daripade aku minjam duit ke koperasi itu,” tegas Atah Roy.
“Ngape pulak
macam tu, Tah?” Leman Lengkung penasaran lagi.
“Orang yang naik
dengan mengkhianati saudarenye, pasti akan melakukan kezaliman di muke bumi
ini,” jelas Atah Roy.
“Ape betul, Tah?”
Leman Lengkung semakin penasaran.
“Pasti bunge
minjam di koperasi itu tak tanggung-tanggung lagi ye?” balik Atah Roy bertanya.
“Kalau terlambat
bayo satu hari Tah, dah dihitung membayar dende setengah dari pinjaman kite,”
jelas Leman Lengkung.
“Dah aku telah
dah. Budak Muslim ni, buat susah orang kampung aje!” geram Atah Roy sambil
berdiri dengan emosi tinggi. Atah Roy langsung ke dapur mengambil parang.
“Atah nak kemane
dengan parang tu?” tanye Leman Lengkung.
“Aku nak menebas
kepale pengkhianat tu. Tak boleh hidup orang macam tu di negeri kite ni de!”
geram Atah Roy. Leman Lengkung menahan langkah Atah Roy.
“Sabo Tah, kite
harus susun strategi menjatuhkan Muslim Bokang tu,” ucap Leman Lengkung.
Atah Roy pun
terduduk dengan nafas terengah-engah menahan emosi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar