Selamat Datang di Hikayat Atah Roy. Senyum Adalah Keikhlasan yang Tak Terucap

Rabu, 04 Mei 2011

Dari Osama bin Laden Ke Sungai Siak

Berita kematian tokoh yang ditakuti Negara Amerika (entah ye, entah tidak), Osama bin Laden, tak pernah putus ‘mengalir’ di setiap halaman koran dan juga melompat dari mulut pembaca berita baik televisi maupun radio. Pokoknye kematian tokoh itu seperti ‘tsunami’ menerjang manusia seantero dunia. Osama bin Laden tokoh sentral yang menggelegar.

Peristiwa kematian tokoh sentral terorisme ini (entah ye, entah tidak) menyebar sangat dahsyat, maklum Osama selalu ‘dikebat’ dalam setiap peristiwa yang diyakini teroris. Sebenarnya Osama kemak alias risau juge dengan pemberitaan mengenai dirinya. Seperti Dedap Durhake atau Maling Kundang yang dituduh tidak patuh kepade orang tuanya, padahal Dedap dan Maling Kundang paling menyanyangi ibunya, orang-orang yang tidak senang melihat mereka sukses saja menuduh mereka mendurhaka kepada ibu mereka.

Dari peritiwa Osama inilah Atah Roy sadar, bahwa media masa merupakan alat terpenting untuk membangun sebuah citra di tengah masyarakat modern ini. Atah Roy pun teringat Sungai Siak yang mengalir lebam, memikul sejarah maupun memikul beban limbah yang setiap saat ditumpahkan ke tubuh Sungai Jantan itu.

Atah Roy terkesima ‘rekayasa’ kematian Osama dan Atah Roy juga terpana ketika sebuah helat seni yang ditaja oleh sebuah stasiun radio swasta, SmartFM, di pingiran sungai yang ‘melintang’ di perut Sumatera itu. Helat seni yang diberi nama Symphony Sungai Siak itu mendedahkan identitas keseharian orang-orang sungai. Bermacam pergelaran ditampilkan pada helat itu; karnaval pompong hias, sampai perlombaan baca puisi tentang kecintaan terhadap sungai tingkat pelajar SMP.

Atah Roy termenung, seharusnya perhelatan seni di Sungai Jantan itu memang harus dilaksanakan setiap saat, sehingga sungai yang menjadi denyut nadi daerah yang ada di pinggir sungai terdalam di Indonesia itu mendapat tempat di seantero dunia sebagai identitas tanah ini. Atah cuma rakyat kecil dan tak punya pengikut yang banyak. Atah sadar diri di negeri ini kalau tidak punya pengikut yang banyak, maka apa pun usalannya hanya jadi nasi basi.

Ketika Atah Roy termenung mengenang Osama dan Sungai Siak, tiba-tiba Lemang Lungkung datang sambil membawa beberapa koran. Leman Lengkung heran melihat Atah Roy termenung, dan dengan keberanian memegang informasi dari koran yang ada di tangannya, Leman menyapa Atah Roy.

“Tak zamannye lagi kite bermenung, Tah. Sekarang ini orang-orang sudah mengetahui informasi melalui media masa. Kalau Atah bermenung macam ini, ape yang Atah dapatkan?” Leman Lengkung lagak alias sombong sedikit.

Atah Roy memandang Leman Lengkung. Leman Lengkung menganggukan kepalanya dan duduk di sampin Atah Roy.

“Ape yang Atah nak tanyekan kepade saye tentang peristiwa terbaru? Tentang Osama bin Laden? Tentang pembangunan gedung DPRD Kota Pekanbaru? Atau ape sajelah, Atah boleh bertanye sekarang,” Leman kembali lagak.

Atah Roy tetap memandang Leman Lengkung dengan mata sayu alias Atah Roy sedih menenguk Leman tahu sedikit, tapi sudah macam orang ahli betul. Atah Roy menggelengkan kepalanya, dan membuang muka dari wajah Leman Lengkung.

“Atah jangan ragu dengan saye, Tah. Anak Saudare Atah ni, dah banyak tahu perkembangan dunia ini. Cepat Tah, Atah mau menanyekan ape kepade saye, sebelum saye berangkat ke Hongkong ni,” tambah Leman Lengkung.

Atah Roy panas. Dia pun menatap Leman Lengkung lekat-lekat.

“Enkau tau, mengape Sultan Siak memindahkan pusat kerajaan ke Pekanbaru? Engkau tau, berape ikan mati di Sungai Siak setiap bulannye? Engkau tau, berape jumlah orang tak mampu di pinggiran Sungai Siak itu? Engkau tau, berape perusahaan yang membuang limbah ke Sungai Siak? Engkau tau, name Sungai Siak itu sebelumnye? Engkau tau berape susah orang di pinggir Sungai Siak menjalani hidup? Engkau tau, ade beberape kampung di pinggir Sungai Siak itu belum masuk listrik? Engkau tau?” pertanyaan Atah Roy menggalir seperti Sungai Siak yang tak pernah diam.

Leman tercengang, dan hanye mampu terdiam.

1 komentar:

  1. ass atah,, tulisannya bagus... saya mewakili smart fm,, sangat berterima kasih,, izin share ya..

    BalasHapus